Arkeologi
Peneliti arkeologi menyukai data Lidar karena memungkinkan dapat melihat detail yang hampir tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang. Laser kami mampu terbang untuk “menembus” vegetasi, maka dari itu memungkinkan mendeteksi reruntuhan atau infrastruktur lama yang ditutupi oleh hutan. Lidar kami juga memungkinkan representasi darisitus arkeologi karena presisi laser kami adalah 1cm, oleh karena itu para penggunaannya sangat andal dan tepat. Kami terbang di daerah terpencil pulau Bali untuk scan bukit dengan candi di atasnya.
Melalui klasifikasi point cloud dan pemodelan DTM, kami menyadari bahwa beberapa ratus tahun yang lalu bukit ini digunakan untuk mengolah sawah. Namun, hari ini ditutupi oleh vegetasi liar dan tidak mungkin untuk menebak ini tanpa sistem lidar. Berkat layanan pemetaan Lidar dengan drone, ditambah dengan teknologi fotogrametri, para peneliti dapat memperoleh representasi virtual dari seluruh situs penggalian dalam waktu singkat dan kemudian dapat melakukan pengukuran atau analisis mendalam.
Seperti misi ini, misalnya, tidak mungkin dilakukan dengan pemetaan fotogrametri tradisional. Teknologi ini sangat cocok untuk memiliki model lingkungan 3D, tetapi perolehan tanah tidak akan memberikan hasil apa pun karena sebagian besar area ditutupi oleh vegetasi. Lidar adalah solusi sempurna untuk memenuhi misi pemetaan arkeologis ini.